JALURINFO.COM, BULUKUMBA – Wacana paket Jamaluddin M Syamsir (JMS) dan Tomy Satria Yulianto (TSY) kian menguat jelang pendaftaran pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba akhir Agustus mendatang. Keduanya dinilai akan menjadi penantang kuat petahana.
Belakangan ini, loyalis Jamal Syamsir dan Tomy Satria mempopulerkan slogan ‘Jadimi’. Slogan yang cukup massif mewarnai dinamika wacana Pilkada Bulukumba.
Terbaru, baliho Jamal Syamsir-Tomy Satria dengan slogan ‘Jadimi’ mulai terpasang di beberapa wilayah di Bulukumba. Baliho ini menjadi sinyal jika keduanya benar-benar akan berpaket melawan petahana nantinya.
Meski sudah memassifkan baliho, paket Jamal Syamsir sebagai politisi berlatar santri-aktivis bersama Tomy Satria sebagai politisi yang dikenal dengan milenial ini, belum bisa memastikan waktu deklarasi pasangan.
“Belum ada kepastian waktu kapan untuk deklarasi,” kata Liaison Officer (LO) Jamaluddin M Syamsir, Hardi kepada wartawan, Rabu 31 Juli 2024.
“Deklarasinya bisa sebelum pendaftran. Deklarasi bisa juga pas hari pendaftran. Itu semua masih menjadi opsi dalam pembicaraan internal tim,” sambungnya.
Hardi juga merinci jumlah baliho JMS-TSY dengan slogan Jadimi tersebut. Katanya untuk tahap pertama, pihaknya mencetak 1000 lembar baliho.
“Baliho tahap satu ini sementra berjalan pemasangannya. Mudah-mudahan di pekan pertama Agustus bisa rampung pemasangannya,” katanya.
Hanya saja sampai saat ini, Jamal Syamsir-Tomy Satria belum mendapatkan “tiket” pendaftaran atau rekomendasi pengusulan dari partai politik. Menurut Hardi, ada beberapa skema dalam menunggu rekomendasi pengusulan.
“Tetap pada semua parpol yang kita telah ikuti tahapannya.. Ada juga beberapa parpol yang tidak buka perdaftaran kita kasi masuk skema. Intinya tunggu saja kejutannya,” jelasnya.
Jamaluddin M Syamsir merupakan politikus DPP Partai Golkar. Mantan ketua DPD KNPI Sulsel ini, diisukan bakal berpaket dengan Wakil Bupati Bulukumba Periode 2016-2021, sejak beberapa bulan lalu.
Analis politik Bulukumba Dr Andi Muhammad Asbar berpendapat bahwasanya Pilkada Bulukumba kemungkinan besar akan diikuti dua pasangan calon saja. Ia menilai JMS-TSY sebagai bakal calon penantang yang kuat.
“Pasangan JMS-TSY memungkinkan akan memberi perlawanan sengit kepada paslon petahana di Pilkada,” jelas Asbar kepada wartawan kemarin.
Asbar menganalisis lebih tajam kontestasi Pilkada Bulukumba 2024 bakal terjadi head to head atau terdapat dua pasangan calon saja. Ia berpandangan Andi Utta-Edy Manaf bakal berpaket untuk kedua kalinya.
“Saya optimis paket ini akan tetap awet, sekalipun mungkin ada friksi di kalangan pendukung yang menginginkan wajah baru di posisi calon wakil bupati,” katanya.
Sebab katanya, juga harus dilihat rekam jejak Andi Edy Manaf punya dukungan elektoral yang cukup bagus sebagai politisi senior di Bulukumba.
“Jika terjadi head to head, segregasi dukungan memungkinkan terjadi gejolak politik yang potensial menciptakan gesekan atau konflik di ranah grass root. Kita tentu berharap Pilkada Bulukumba akan berjalan dengan jujur, adil dan damai,” jelasnya.
Di Pilkada 2020 lalu, Andi Utta-Edy Manaf diusulkan oleh Partai Gerindra, PAN, PKS dan Berkarya. Namun hingga saat itu, Gerindra, PAN dan PKS belum menerbitkan rekomendasi usulan di Pilkada Bulukumba.
Meski begitu, ketua DPC Partai Gerindra Bulukumba Syahruni Haris berpendapat bahwa kans petahana untuk kembali diusulkan oleh Gerindra, masih terbuka lebar. Apalagi, Andi Utta-Edy Manaf dianggap pemimpin yang berhasil membangun Bulukumba.
“Masih berpeluang untuk kembali diusulkan oleh Gerindra,” ungkap Syahruni Haris beberapa waktu lalu.
Calon terpilih Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba ini, lebih dalam menyebutkan kemungkinan terbitnya rekomendasi usulan Gerindra di Pilkada Bulukumba pada Agustus 2024 mendatang.
“Kita diminta menunggu saja, kemungkinannya bersamaan dengan Kabupaten/Kota lainnya,” jelas Syahruni Haris.
Sementara itu, Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menilai Andi Utta dan Edy Manaf, punya kans sangat besar untuk kembali berpasangan di Pilkada Bulukumba 2024. Apalagi memang terlihat tak ada masalah dalam hubungan mereka selama ini.
“Cuma mungkin perlu ada komitmen lagi terkait dengan periodesasi terakhir ini,” ujar Nurmal Idrus.
“Kalaupun bukan dengan Andi Edy Manaf, maka banyak stok 02 yang tersedia dan layak terpilih. Seperti Isnayani di PKS dan lainnya,” jelasnya menambahkan.