JALURINFO.COM, BULUKUMBA— Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) menyelenggarakan Training of Communicators (ToC) Komunikasi Antar Pribadi Imunisasi HPV di Kabupaten Bulukumba, pada 23 hingga 24 September 2024. Kegiatan ToC ini, didukung oleh UNICEF Indonesia.
Kegiatan ToC ini, diikuti puluhan peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan/kader, perwakilan guru (guru wali kelas 4 atau 5 SD/forum guru penggerak), dan penyuluh/komunikator LSM mitra UNICEF.
Di sesi akhir, dilaksanakan dialog dengan tema ‘Komitmen Bulukumba dalam Perlindungan Kanker Serviks Sejak Usia Anak’ di Aula Hotel Agri Bulukumba, Selasa, 24 September 2024.
Adapun narasumber dialog, di antaranya Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bulukumba dr Muhammad Amrullah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Sekdisdikbud) Bulukumba Andi Rahmat Syafri, serta Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia Rizky Ika Syafitri. Sedangkan moderator yaitu Direktur Eksekutif Portkesmas dr Basra Amru.
Kadiskes Bulukumba dr Amrullah terlebih dahulu mengapresiasi komitmen dan peran media dalam mengedukasi dan mempromosikan layanan-layanan kesehatan ke masyarakat.
“Media sangat berperan penting dalam promosi kesehatan di Kabupaten Bulukumba,” ungkap Amrullah.
Ia lebih jauh mengapresiasi UNICEF Indonesia dan Portkesmas dalam menyelenggarakan ToC Komunikasi Antar Pribadi Imunisasi HPV di Bulukumba. Dengan adanya ToC ini, tenaga kesehatan maupun kelompok masyarakat yang konsen terhadap isu-isu kesehatan mendapat pengetahuan baru.
“Semoga terbentuk pola komunikasi dalam merubah mindset masyarakat agar mengedepankan kekebalan kesehatan kepada anaknya melalui program-program imunisasi yang ada,” ujar Amrullah.
Beberapa penyebab kanker serviks, katanya, seperti gonta-ganti pasangan, sering memakai barang yang tidak steril, sering memakai alat pembersih kemaluan yang bisa membuat sel-sel mengalami proses progresif, sehingga muncul sel-sel yang tidak normal.
“Kemudian salah satu pencegahannya, yah itu tadi, melakukan vaksinasi HPV,” ujar Amrullah.
Amrullah menuturkan banyaknya penderita kanker serviks. Meski demikian, ia belum mengetahui persis berapa jumlah pasti penderita yang ada di Kabupaten Bulukumba.
“Secara prevalensi banyak penderita kanker serviks. Saya pun banyak pasien, nah bagaimana dengan puskesmas, bagaimana dengan klinik-klinik lain?. Cuma angka pastinya saya belum tahu pasti,” imbuhnya.
“Setiap kebijakan yang akan diterapkan, terlebih dahulu dipromosikan dan disosialisaikan di masyarakat. Sehingga masyarakat paham betul sekaitan dengan kebijakan yang akan dilakukan,” sambung Amrullah.
Sekretaris Diskdikbud Bulukumba, Andi Rahmat Syafri menyampaikan bahwa komunikasi dan kolaborasi adalah hal utama dalam mengedukasi masyarakat. Sebab dalam beberapa kejadian, orang tua banyak yang salah memahami tentang vaksinasi.
“Banyak kita temukan misinformasi. Mudah-mudahan peserta yang ikut ini, bisa menjadi penyambung informasi di sekolah-sekolah,” katanya.
Sementara, Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia, Rizky Ika Syafitri, menyatakan bahwasanya pemberian vaksin kepada anak merupakan hak anak. Sebagai hak anak, maka pemberian vaksin itu tanpa pandang bulu apa pun profesi orangtuanya.
“Nah ternyata memperjuangkan hak anak itu tidak cukup menyediakan vaksinnya. Ada beberapa tantangan,” ujar Rizky.
Ia mengatakan salah satu tantangan lain selain literasi kesehatan adalah literasi digital, di mana literasi digital ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama.
“Di Indonesia ini, penetrasi internet sangat tinggi. Semua punya sosial media, liat youtube, liat facebook-whatsapp, tapi nggak bisa bedain informasi yang benar seperti apa. Makanya banyak informasi yang keliru dan lain sebagainya,” jelasnya.