JALURINFO,COM, JAKARTA,– Unggahan yang menyebut Muhammadiyah kini gunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) untuk menyudahi debat tahunan penentuan Idul Fitri dan Idul Adha, viral di media sosial.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun Instagram @infogarut.id pada Kamis (9/7/2024).

Dalam unggahan, disebutkan bahwa penggunaan KHGT itu bertujuan untuk menyudahi perdebatan tahunan terkait penetapan tanggal penting umat Islam, seperti 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Muharam.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menerangkan bahwa selama ini ada perdebatan tahunan mengenai penentuan tanggal penting umat Islam itu.

Lewat penggunaan KHGT ini ia berharap energi umat Islam tidak terkuras dengan perdebatan tersebut lantaran masih ada urusan lain yang menunggu untuk segera diatasi,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Hingga Rabu (24/7/2024), unggahan itu sudah mendapat ribuan komentar warganet.

Lantas, benarkah penggunaan KHGT akan menyudahi debat tahunan soal penentuan hari raya?

Penjelasan Muhammadiyah

Ketua Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum PP Muhammadiyah, Edy Kuscahyanto menjelaskan, KHGT ini merupakan kesepakatan negara-negara Islam di Turkiye pada 2016.

“Artinya tidak lagi ada batasan negara dan wilayah. Kalau selama ini kan dikotak-kotak per negara,” ujar Edy saat dihubungi Wartawan, Rabu.

“Misalnya dalam satu hal, ternyata bulan sabit sudah terlihat di belahan dunia lain, pada saat itu lah ditetapkan sebagai bulan baru,” sambungnya.

Contoh lebih rincinya seperti dalam penetapan tanggal 1 Syawal atau Idul Fitri, maka secara global akan mempunyai tanggal perayaan yang sama dalam kalender Masehi.

Sementara pemerintah Indonesia sendiri masih sesuai kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dalam menetapkan penanggalan Hijriah.

Terpisah, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti menyampaikan hal senada dengan Edy.

Menurutnya, penetapan KHGT ini tidak berkaitan dengan perdebatan awal Ramadhan, Idul Fitri, Hari Arafah, atau Idul Adha.

“Tapi lebih pada kebutuhan adanya satu kalender Hijriah untuk seluruh dunia, sebagaimana kalender Masehi yang kita pakai,” ucap Sayuti saat dihubungi Wartawan, Rabu.

Ia menambahkan, KHGT ini mulai diterapkan di internal atau lingkup Muhammadiyah pada Tahun 1446 H.

Pada tanggal 7 Juli 2024 lalu, Muhammadiyah sudah menggunakan KHGT untuk menetapkan tanggal 1 Muharram 1446 H.

Adapun keputusan Muhammadiyah untuk menggunakan KHGT sesuai dengan Hasil Musyawarah Nasional Majelis Tarjih dan Tajdid di Pekalongan, Jawa Tengah pada Februari 2024 lalu.

Meski demikian, Sayuti tidak bisa memastikan apakah tanggal penting umat Islam tahun depan (dalam Masehi) dan seterusnya akan sama seperti pemerintah Indonesia atau tidak.

“Kita tidak tahu, karena pemerintah baru sidang isbat sehari sebelum hari H. Kalau KHGT, sudah tahu kapan 1 Ramadhan atau 1 Syawal (dalam) 50 tahun ke depan atau 100 tahun ke depan,” papar dia.

Perbedaan tanggal dengan pemerintah berpotensi semakin sering

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurohman menilai, potensi perbedaan tanggal penting umat Islam antara Muhammadiyah dengan pemerintah justru akan semakin besar selepas penggunaan KHGT.

Sebelumnya, ketika Muhammadiyah masih menggunakan wujudul hilal, penetapan awal bulan Hijriah terutama pada tanggal penting umat Islam, sudah sering berbeda dengan keputusan pemerintah.

“Jika wujudul hilal dibandingkan dengan KHGT, maka dalam beberapa kasus, KHGT akan lebih dulu (memasuki awal bulan Hijriah) dibandingkan wujudul hilal,” kata Oman dilansir dari Kompas.id, Minggu (7/7/2024)

Merujuk kriteria wujudul hilal, awal bulan Hijriah di Indonesia dipastikan terjadi saat Bulan sudah di atas ufuk.

Sementara mengacu pada kriteria KHGT, awal bulan Hijriah global bisa ditetapkan meski posisi hilal di Indonesia masih berada di bawah ufuk.

Oleh karena, perbedaan hari raya antara Muhammadiyah dan pemerintah justru akan lebih sering terjadi ke depannya.

Meski demikian, penggunaan KHGT memberikan manfaat untuk menghindari perbedaan hari raya antara Muhammadiyah dengan Arab Saudi.

”Prinsip KHGT adalah satu hari satu tanggal yang sama di seluruh dunia,” ungkap Oman.