JALURINFO.COM,- Sering kali kita terjebak dalam kebiasaan untuk segera menilai sesuatu yang kita temui—menghakimi atau bahkan mengagumi. Saat seseorang atau sesuatu tidak sesuai dengan harapan, kita tergoda untuk berkata, “Ini tidak baik,” atau sebaliknya, saat menemukan sesuatu yang memukau, kita mengelu-elukannya tanpa sadar. Namun, bagaimana jika kita belajar untuk tidak langsung menilai, tetapi hanya menjadi saksi?
Menjadi saksi adalah sebuah seni yang menuntut kedewasaan emosional dan keheningan batin. Dalam posisi ini, kita tidak menolak atau menganggap sesuatu sebagai salah. Sebaliknya, kita hanya mengamati, melihat segala sesuatu sebagaimana adanya tanpa melebih-lebihkan atau merendahkan. Pengamatan tanpa keterikatan ini memberikan perspektif yang lebih jernih tentang realitas, karena kita tidak lagi terpengaruh oleh emosi atau bias pribadi.
Saat kita berkata, “Ini tidak baik,” kita sebenarnya sudah menciptakan jarak antara diri kita dengan pengalaman tersebut. Kita mulai menekan, berusaha untuk mengubah atau menyingkirkan sesuatu yang sebenarnya hanya butuh diterima dan dilihat dengan netral. Sebaliknya, saat kita mampu untuk tidak menilai, kita membiarkan diri kita mengalir dengan alur kehidupan, tanpa beban prasangka yang membatasi pandangan kita.
Dengan menjadi pengamat, kita berlatih untuk tidak terlibat secara emosional dalam situasi, baik dalam hal yang menyenangkan maupun yang tidak. Kita hanya melihat, tanpa menempel pada keinginan atau ketidakpuasan. Sikap ini bukan berarti kita acuh atau tidak peduli, melainkan kita menjadi lebih bijak dalam merespon kehidupan, tanpa tergesa-gesa menyematkan label “baik” atau “buruk.”
Kehidupan memiliki caranya sendiri untuk berkembang, dan kita, sebagai manusia, hanyalah saksi yang diberikan hak istimewa untuk mengamatinya. Dengan tidak menghakimi atau mengagumi, kita membebaskan diri dari keterikatan emosional yang sering membelenggu kita. Maka, mulai sekarang, cobalah untuk hanya melihat, tanpa perlu menolak atau memuja. Dalam ketenangan pengamatan, kita menemukan kebijaksanaan dan kedamaian sejati.