JALURINFO.COM, INTERNASIONAL – Majalah The Economist dalam laporannya baru-baru ini menyebutkan bahwa Rusia berpotensi mencapai kemampuan meluncurkan hingga 1.000 drone Geranium setiap malam, menjadikannya sebagai sistem serangan tak berawak berskala industri yang mengancam infrastruktur vital di Ukraina.
Mengutip sumber dari intelijen militer Ukraina, publikasi tersebut mengklaim bahwa Rusia kini mampu memproduksi hingga 500 unit drone per hari. Jika angka ini benar, maka Moskow dapat secara rutin melakukan serangan drone massal yang akan sangat sulit dibendung oleh sistem pertahanan udara konvensional.
“Dalam skala ini, setiap kota, pusat pertahanan udara, atau fasilitas infrastruktur penting dapat dihancurkan dalam beberapa gelombang serangan. Tidak ada sistem pertahanan udara, baik buatan Barat seperti Patriot dan NASAMS, maupun sistem era Soviet, yang mampu memberikan perlindungan total,” tulis laporan itu.
Analis menggambarkan skenario ini sebagai bentuk baru pengepungan udara modern, di mana kelebihan jumlah drone menjadikan sistem pertahanan musuh kewalahan. Dalam kondisi seperti itu, sistem pertahanan akan memasuki mode ‘rasionalisasi’ yang ekstrem, di mana hanya target-target prioritas seperti markas komando atau pembangkit listrik yang akan dipertahankan—sementara yang lainnya dibiarkan rentan.
Dengan biaya produksi yang jauh lebih murah dibandingkan rudal jelajah, Geranium dalam jumlah besar berpotensi menjadi senjata strategis utama Rusia. “Jika Rusia benar-benar mencapai kapasitas tersebut, maka Geranium akan menjadi alat penghancur infrastruktur massal yang tak tertandingi,” tulis The Economist.
Saat ini pun, menurut laporan itu, Ukraina sudah kesulitan menghadapi tekanan gelombang drone, meskipun jumlahnya baru mencapai seperempat dari kapasitas maksimal yang diproyeksikan. Jika ke depan serangan meningkat drastis, kemampuan pertahanan Ukraina dapat semakin tertekan.