JALURINFO.COM, PALOPO – Langit Palopo belum sepenuhnya cerah ketika rombongan pejabat tinggi datang ke TPS 004 Kelurahan Bituru, Sabtu (24/5/2025). Di antara mereka, sosok Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menjadi perhatian warga yang tengah mengantri untuk mencoblos ulang dalam Pemilihan Wali Kota.
Ini bukan kali pertama Palopo menggelar pilkada. Tapi kali ini, suasananya berbeda: Pemungutan Suara Ulang (PSU) ini merupakan perintah langsung dari Mahkamah Konstitusi setelah ditemukannya dugaan pelanggaran serius pada pemilu sebelumnya. Maka wajar saja jika perhatian publik dan pusat kekuasaan terfokus ke kota ini.
Gubernur Andi Sudirman datang dengan rombongan elite, Ketua Komisi II DPR RI, Ketua KPU dan Bawaslu RI, hingga unsur Forkopimda Sulsel. Kunjungan itu seperti ingin memastikan proses kali ini harus bersih.
Namun bagi warga Bituru dan 259 TPS lainnya yang tersebar di 9 kecamatan, PSU bukan hanya soal pengawasan ketat. Bagi mereka, ini adalah peluang kedua untuk memilih pemimpin secara sah dan berharap suara mereka tidak lagi disia-siakan.
“Kalau ini gagal lagi, orang bisa hilang kepercayaan sama pemilu,” ujar Rahmat, seorang pemuda setempat, usai mencoblos. Ucapan yang sederhana, tapi mengandung kekhawatiran yang nyata.
Di sela peninjauan, Gubernur menyampaikan harapan agar proses pemilihan berlangsung jujur dan adil. Tapi di lapangan, kerja besar ada di pundak petugas TPS, aparat keamanan, dan warga itu sendiri yang harus menjaga proses ini tetap utuh, dari pagi hingga surat suara terakhir dihitung.
Empat pasang calon kembali bertarung memperebutkan kursi wali kota. Namun lebih dari sekadar nama-nama di kertas suara, yang kini dipertaruhkan adalah kepercayaan warga terhadap sistem demokrasi itu sendiri.